Apakah 10 Hukum Allah/Perintah (Ten Commandment) sudah ada sebelum Musa?


Saya secara pribadi sangat prihatin kalau saja ada seorang Kristen tidak mengakui bahwa Allah itu adalah Allah yang berperaturan dan tertib (1 Kor 14:40).  Tentunya ketertiban dan keteraturan harus ada Hukum yang mengatur.  Itulah Hukum Allah, yang mengatur alam semesta. 
Sebenarnya Alkitab mengajarkan dan memberitahukan kepada kita bahwa jauh sebelum bumi dan segala isinya diciptakan, sudah ada Ten Commandment di dalam Pemerintahan Sorga.  Peraturan dan Hukum Allah mengatur seluruh Makhluk Ciptaan (Malaikat/Kerubium) di Sorga khususnya dalam hidup setiap saat.  Peraturan itu adalah juga cermin Karakter Allah sendiri.  Jadi pada prinsipnya di sorga saja ada aturan/Hukum yang berlaku, apalagi di planet bumi yang baru berumur beberapa ribu tahun, pasti sudah ada Hukum yang berjalan bahkan sebelum Musa.  Dalam tulisan Firman Tuhan juga menegaskan bahwa Hukum Allah itu berlaku sampai di dunia baru/ hidup kekal nanti.

Analisa Alkitabiah
A.    Dalam Yehekiel 28:15 dikatakan :” Thou wast perfect in thy ways from the day that thou wast created, till iniquity was found in thee.” (KJV).  Kalau kita membaca satu perikop khususnya ayat 11-19 sbb: 
                      “28:11  The Word of the Lord came to me:  “Son of man, take up a lament concer
                                    ning the king of Tyre and say to him:  ‘This is what the Soverign Lord
                                    says “ You were the model of perfection, full of wisdom and perfect in
                                    beauty.
                           : 12   You were in Eden , the garden of God; every precious stone adorned you;
                                     Ruby,

 maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa perikop ini menunjuk kepada Pemimpin Malaikat di sorga yang telah melanggar Hukum yang berlaku dalam Kerajaan Sorga.  Hukum tersebut adalah Hukum Allah sendiri yang merupakan aturan alam semesta.  Di dalam Yehezkiel 28:15 jelas dikatakan bahwa akibat “berbuat dosa kecurangan” inilah Pemimpin Malaikat itu jatuh ke dalamnya.  Yeheskiel 28:16 berkata setelah berdosa, maka Pemberontak itu dicampakkan dari Sorga. Lalu ayat 17 melanjutkan Pemimpin Malaikat itu dibuang ke bumi kita ini.

Demikianlah Firman Tuhan sendiri menyatakan bahwa Hukum Allah sudah ada bukan hanya pada waktu dunia diciptakan tetapi sebelum dunia diciptakan, telah ada Hukum Allah yang mengatur kehidupan Penghuni Sorga.
                  
Sebagai tambahan lagi, Yesaya juga mengungkapkan kebenaran ini, dimana Pemimpin Malaikat Sorga it akhirnya menjadi Iblis atau Setan.  Dalam Yesaya 14:12-14 berkata sbb:
             
14:12 "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau               sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
14:13 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
14:14 Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi

Inilah nubuatan dan sekaligus lambang kepada Pemimpin Malaikat Sorga itu yang disebut istilahnya juga “Bintang Timur” dan juga “Putra Fajar”.  Ia telah jatuh dalam dosa karena pelanggaran terhadap tata tertib yang merupakan Hukum yang berlaku dalam Kerajaan Sorga.  Karena definisi dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah (1 John 3:4), maka setiap perbuatan dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah.

Di dalam New Testament juga disinggung tentang dosa atau kejahatan yang telah dibuat oleh Iblis (sebelum berdosa Iblis adalah Pemimpin Para Malaikat di Sorga) di dalam Kerajaan Sorga.  Wahyu 12:7 menjelaskan bahwa sebagian Malaikat di sorga mengikuti si Iblis yang dilambangkan dengan Naga, dan Naga berperang melawan Mikhael (lambang Kristus) bersama sebagian Malaikat sorga.  Pada akhirnya Iblis/Setan dan pengikutnya kalah dalam peperangan itu.  Lalu Iblis bersama para Malaikat yang mengikutinya dilempar dan dibuang ke planet bumi ini.  Wahyu 12:8,9 (NIV) jelas berkomentar “But he was not strong enough, and they lost their place in heaven.  The great dragon was hurled down—that ancient serpent called the devil, or Satan, who leads the whole world astray.  He was hurled to the earth , and his angles with him.”
Yesus juga mengomentari bahwa Iblis dilemparkan dari Sorga ke planet bumi ini (Luke 10:18).


B.     Kita tahu bahwa Iblis yang memulai peperangan di sorga dan memulai pelanggaran terhadap Hukum Allah.  Upaya Setan tidak sampai disitu saja, walaupun telah dicampakkan dari sorga, Ia berusaha untuk memadamkan Iman manusia ciptaan Allah tersebut dengan memutarbalikkan Firman Tuhan. 
Iblis menggoda Hawa dengan perantaraan Ular. Kej 3:1-5 berkata :

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Yang perlu kita simak adalah bahwa Setan telah berhasil memperdaya manusia agar ingkar dari iman yang ada pada mereka dengan melanggar Perintah Allah “Jangan..”.  Inilah awal ketidakpercayaan manusia untuk mengikuti PerintahNya. 

Perintah seorang penguasa atau raja adalah Peraturan atau Hukum bagi mereka yang dipimpinnya.  Sehingga setiap pelanggaran yang dilakukan sengaja ataupun tidak sengaja akan diberikan hukuman yang sepadan dengan kualitas pelanggaran tersebut.  Allah juga adalah Raja diatas segala raja yang berkuasa di alam semesta.  Segala perkataan dan PerintahNya adalah juga Hukum yang berlaku bagi alam semesta ini.  Sehingga siapapun yang melanggar PerintahNya akan mendapat Hukuman yang sepadan dengan perbuatannya.  Begitu juga pelanggaran Adam dan Hawa terhadap Perintah yang Allah telah berikan kepada mereka yaitu “…you must not  eat from the tree of the knowledge of good and evil, for when you eat you will die.” (Gen 3:16 NIV).  Mereka mendapatkan hukuman yang sepadan dengan pelanggaran mereka. Hukuman yang dijatuhkan kepada mereka adalah sesuai dengan Genesis 3:14-19.  Disana mereka (ular, Hawa, Adam) mendapatkan hukuman akibat pelanggaran Hukum Allah tadi.  Lalu dalam ayat 19 dikatakan mereka akan mati karena dosa tersebut (lihat Rome 6:23).  Itulah zaman Theokrasi dimana Allah sendiri adalah Penguasa/Raja yang harus dihormati dan dijalankan setiap TitahNya. Itulah Hukum Allah yang berlaku pada saat awal penciptaan manusia.  Di dalam New Testament, Paulus menyatakan juga dalam Rome 5:12,13 “Therefore , just as sin entered the world through one man, and death  through sin, and in this way death came to all men, because all sinned.” Lalu ayat 13 melanjutkan “for before the law was given, sin was in the world.  But sin is not taken into account when where there is no law.” 

Kesimpulan
Pendurhakaan di dunia sudah ada jauh sebelum Musa, yaitu di Eden.  Artinya sebelum Hukum Allah diberikan kepada Musa, sudah ada Hukum Allah pada permulaan penciptaan nenek moyang manusia itu.  Karena kita tahu setiap dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah (1 John 3:4).  Jadi kalau dalam tulisan Alkitab dikatakan “ada dosa” berarti ada Hukum Allah yang dilanggar.  Oleh karena itu, kita harus selalu menganalisa Firman Tuhan secara tersirat dan tersurat.

1 komentar:

KHOTBAH DAN ARTIKEL POPULER